Kisah Awal Mula OPM yang Ternyata Dibentuk Belanda Demi Lakukan Dekolonialisasi Papua

JAKARTA – Kisah awal mula OPM yang rupanya diciptakan Belanda untuk menjajah Papua. Apalagi organisasi ini cukup meresahkan masyarakat hingga membunuh orang.

Ada yang belum tahu cerita awal mula OPM yang ternyata diciptakan Belanda untuk menjajah Papua. Selain itu, akar penyebab konflik di Papua adalah perselisihan sejarah mengenai integrasi West Irene ke Indonesia.

Selanjutnya, kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang belum terselesaikan serta meningkatnya marginalisasi dan diskriminasi terhadap masyarakat Papua masih belum terselesaikan.

Selain itu, Nugini Belanda atau Nugini Barat dikuasai oleh Belanda. Sedangkan British New Guinea berada di bawah kendali Australia. Kedua wilayah tersebut menentang kolonialisme Jepang dan menjadi sekutu Australia dan Amerika Serikat selama Perang Pasifik.

Sebelum perang berakhir, terjalin hubungan antara Nugini Belanda dan Belanda, yang mempengaruhi perekrutan warga sipil Papua ke dalam pemerintahan. Namun setelah aktifnya pemerintahan Indonesia pada tahun 1963, wilayah Papua Barat dan Papua berada di bawah pemerintahan Indonesia.

Sedangkan Organisasi untuk Papua Merdeka (OPM) merupakan gerakan separatis yang didirikan pada tahun 1965 yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Papua Barat dari kekuasaan Indonesia.

Sebelum era Reformasi, provinsi yang sekarang terdiri dari Papua dan Papua Barat disebut Irian Jaya. OPM meyakini bahwa mereka tidak memiliki ikatan sejarah dengan daerah lain di Indonesia atau negara Asia lainnya. Integrasi wilayah tersebut ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1969 merupakan hasil kesepakatan antara Belanda dan Indonesia.

Karena itu, Belanda menyerahkan wilayah yang sebelumnya mereka kuasai kepada bekas koloni merdeka mereka, Indonesia.

OPM terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kelompok unit bersenjata, kelompok yang melakukan protes dan demonstrasi, serta pemimpin yang berbasis di luar negeri.

Saat ini pemerintah terus melakukan pendekatan yang berorientasi pada keamanan di Papua dengan meningkatkan kehadiran aparat keamanan (TNI dan Polri) terhadap kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) seperti TPNPB-OPM. Selain pendekatan keamanan tersebut, jumlah korban jiwa baik dari aparat keamanan, KKSB maupun masyarakat sipil di Papua semakin meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *