Kisah Purnomo Setiawan dari Pegawai Kini Jadi Bos Gultik, Usung Semangat Ingin Hidup Lebih Baik

JAKARTA – Setiap orang mempunyai keinginan untuk sukses. Namun, tidak semua orang siap menjadi orang pertama yang sukses.

Purnomo Setyavan, warga Solo, rela menumpahkan darah demi mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Pasalnya, ia awalnya merupakan pegawai salah satu usaha pojok kari (gultik) di Blok M, Jakarta Selatan, dan kini menjadi salah satu pengelola usaha di sana.

FYI, kawasan Blok M memang sudah dikenal sebagai food hub Jalan Gultik. Ada puluhan vendor yang berlomba-lomba menyajikan kari lezat untuk memanjakan lidah pelanggan.

Purnomo Setiawan adalah penjual kari di sana pada tahun 2003. Ia menikmati pekerjaannya, belajar bersosialisasi dan belajar tentang kewirausahaan.

“Sebelumnya, saya bekerja di toko jahit selama kurang lebih satu tahun, kemudian saya memutuskan untuk menjadi wiraswasta. Saya baru terjun ke bisnis kari pada tahun 2008,” kata Purnomo saat dihubungi newfictionwriters.com, belum lama ini.

Saat dia bekerja, dia memang punya banyak waktu luang. Oleh karena itu, mengisi waktu menjadi alasan untuk terjun di bisnis kari dan memaksimalkan ilmu yang didapat bertahun-tahun lalu.

Selain itu, tekadnya adalah untuk hidup dengan baik. Pasalnya, ia meyakini bisnis merupakan investasi yang menjanjikan jika dikelola secara konsisten.

Purnomo terjun ke bisnis kari dengan mempekerjakan langsung satu orang karyawan. Ini membantu ketika Anda menangani tugas-tugas penting untuk menjaga bisnis Anda tetap berjalan.

“Fokus saja pada 2017,” ujarnya.

BRI dikembangkan dengan memaksimalkan KUR

Seiring berjalannya waktu, usahanya yang berlokasi di seberang SMAN 70 Jakarta ini terus berkembang. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya konsumen yang menyukai cita rasa olahan kari.

“Satu porsi berharga 10.000 rubel, dan Anda bisa menjual 60 hingga 100 porsi kari dalam satu hari,” katanya.

Purnomo saat ini memiliki lima cabang usaha gulat yang juga berlokasi di kawasan Blok M.

Ia tak memungkiri, usahanya semakin berkembang melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Dia memanfaatkan program itu untuk tambahan modal.

“Baru pakai KUR BRI. KUR memiliki suku bunga yang rendah. Jadi saya pilih untuk tambahan modal usaha,” ujarnya.

Menurutnya, berbisnis bersama mitra bisnis lebih menyenangkan dan beban mentalnya lebih ringan dibandingkan berbisnis sendirian. Hal ini dikarenakan ketika ia menghadapi suatu permasalahan dalam bisnisnya, ia dapat mendiskusikannya dengan rekan bisnisnya untuk mencari solusinya.

“Saling menyemangati. Kami percaya bahwa Anda harus selalu melihat tidak hanya pada bisnis yang sukses, namun juga pada mereka yang sedang berjuang untuk sukses. Ketika mereka diam, mereka mampu bertahan. Kita harus seperti itu dalam damai,” katanya.

Dari profesinya, ia mampu berinvestasi di kampung halamannya. Tentu saja itu mengacu pada hasil kerja kerasnya beberapa tahun lalu.

“Sekarang kami akan membeli rumah di Solo,” ujarnya.

Tentang KUR BRI

Pelaporan dari laman BRI sangat memudahkan UKM KUR. Dengan suku bunga pinjaman efektif yang hanya 6 persen per tahun, KUR tentu memberikan kemudahan bagi pelaku UKM. KUR juga terbagi menjadi beberapa varian: KUR BRI Mikro, KUR BRI Kecil, dan KUR BRI TKI.

Setiap KUR mempunyai syarat dan ketentuan yang berbeda-beda. KUR Mikro BRI mensyaratkan pinjaman maksimal Rp 50 juta per peminjam. Merupakan jenis pinjaman modal kerja (KMC) dengan jangka waktu pinjaman maksimal 3 tahun dan pinjaman investasi (CI) dengan jangka waktu pinjaman maksimal 5 tahun, tanpa biaya administrasi dan cadangan.

KUR Kecil Bank BRI membutuhkan pinjaman mulai dari Rp50 juta hingga Rp500 juta. Hal ini berlaku untuk jenis pinjaman KMK dengan jangka waktu pinjaman maksimal 4 tahun dan KI dengan jangka waktu pinjaman maksimal 5 tahun, yang agunannya sesuai dengan ketentuan perbankan.

KUR TKI Bank BRI memiliki persyaratan pinjaman maksimal Rp 25 juta berdasarkan peraturan pemerintah dan dibebaskan dari biaya administrasi dan komisi. Maksimum kredit didasarkan pada tiga tahun atau masa kontrak kerja, khusus untuk penempatan tenaga kerja di Singapura, Hongkong, Taiwan, Brunei, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *