Kronologi Ibadah Rosario di Setu Tangsel Berujung Keributan

TANGSEL – Terjadi keributan antara jamaah salat Rosario dengan warga Jalan Ampera, Babakan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel). Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka yang diduga akibat senjata tajam.

Peristiwa itu terjadi pada Minggu malam, 5 Mei 2024. Saat itu, beberapa warga yang sebagian merupakan mahasiswa Universitas Pamulang melakukan salat berjamaah sesuai ajaran Katolik.

Beberapa warga mengaku merasa terganggu dan kemudian memperingatkan masyarakat untuk menghentikan aktivitasnya. Kesalahpahaman pun terjadi, sehingga terjadi pertengkaran dan konfrontasi fisik antara jemaah dan beberapa pemuda setempat.

“Tadi malam, Senin malam, rekan-rekan Kristen berdoa rosario. Akhirnya pihak RT setempat mengingatkan mereka untuk bubar karena sudah larut malam, namun ternyata belum juga, akhirnya terjadi keributan kecil hingga warga membubarkan diri. Mediatornya yang pukul, jelas Kapolsek Chizauk AKP Dhadi Arsya usai proses mediasi di kantor Desa Babakani, Senin. (06.04.24).

Sejumlah jamaah dilaporkan mengalami luka-luka yang diduga akibat senjata tajam. Salah satu korbannya adalah mahasiswa Unpam yang tinggal di kos-kosan di kawasan tersebut. Polisi mengatakan, belum diketahui secara pasti apakah luka tersebut merupakan senjata tajam atau bukan.

“Ada juga perempuan yang mendapat luka cakaran. Kita harus buktikan apakah itu benar luka tusuk atau luka cakaran lainnya yang sedang kita selidiki,” jelasnya.

Tempat kejadian berada di tengah zona lalu lintas. Sementara itu, ruang sewaan jemaah masuk ke dalam melalui jalan kabupaten. Banyak sekali rumah yang disewakan untuk mahasiswa salah satu etnis Indonesia Timur.

Saat ditemui di tempat itu, salah satu mahasiswa Unpam yang juga menjadi korban pengeroyokan, A.I.

“Adik perempuan kami memesan Grab, di seberang jalan dari sini, dan kemudian seorang pemuda menabraknya. Jangan memberi perintah kepada Grabo sana-sini, meniru pemuda setempat yang meneriaki adik perempuannya.’ .

Mendengar teguran tajam adiknya, AI pun menegur pemuda desa tersebut. Pertengkaran dimulai dan berakhir dengan perkelahian. Tak lama kemudian, sekelompok pria datang dengan membawa senjata tajam dan balok kayu.

“Aku melihat adikku memarahi dirinya sendiri seperti itu, tidak pantas memperlakukan wanita seperti itu, aku bertanya pada kakakku, dia menolak, kami langsung bertengkar, tidak butuh waktu lama semua orang berkumpul, akhirnya aku bilang pada adikku. adik laki-laki dan perempuan yang akan datang. masuk,” tambahnya.

Beberapa jam setelah kejadian, sekelompok anggota satu suku berkumpul di depan kantor polisi di Tangsel. Mereka meminta polisi menangkap Ketua RT setempat yang diduga menjadi pemicu kerusuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *