Mengolah Sampah Jadi Emas, Ini Caranya

JAKARTA – Mengolah sampah menjadi emas atau sesuatu yang lebih berharga. Tempat sampah dibagi menjadi tiga fase.

Memulai tahap pemilahan dimana sampah ditempatkan pada conveyor untuk proses pemilahan sampah. Pada tahap ini, sampah anorganik dipisahkan dari sampah organik.

Tahap selanjutnya adalah tahap pengeringan sampah, yaitu pengolahan agar sampah dapat terbakar dengan cepat. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sistem pembakaran yang menangkap energi yang dihasilkan dengan mengeringkan sampah.

Setelah residu mengering, siap memasuki fase pembakaran. Proses ini memerlukan sampah organik agar suhu pembakaran tidak terlalu tinggi.

Hasil akhir dari pembakaran sampah anorganik adalah abu, sedangkan sampah organik didaur ulang menjadi belatung atau pakan ikan, kata Siti Nurohmah, Kepala TPST, dalam keterangan tertulis KPC, Jakarta, Kamis (4/4/2024).

Bersama 48 orangnya, ia bertugas memastikan sampah warga tidak menumpuk dan didaur ulang menjadi bahan yang lebih bermanfaat.

“Setiap pagi kami mulai dari jam 8 sampai jam 10 malam. “Tempat ini bekerja selama 16 jam yang terbagi dalam 2 shift kerja,” kata Siti.

Ia menambahkan, saat ini TPST berencana memanfaatkan sampah anorganik tersebut untuk didaur ulang menjadi bahan campuran bahan bangunan untuk membuat paving block.

KPC mendukung pengembangan ekonomi sirkular dengan menggunakan zero waste.

“Kami belajar dari ilmu kelapa bahwa setiap bagian dapat dimanfaatkan dan tidak ada yang terbuang,” kata General Manager External Affairs and Sustainable Development (ESD) KPC Vavan Setiavan.

Dia mengatakan ekonomi sirkular bukan hanya tentang pengelolaan sampah yang lebih baik melalui lebih banyak daur ulang, namun mencakup serangkaian intervensi di semua sektor perekonomian, seperti efisiensi sumber daya dan pengurangan emisi karbon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *