Pahlawan Hak-Hak Sipil AS James Lawson Meninggal pada Usia 95 Tahun

NEW YORK — James Lawson, aktivis hak-hak sipil kulit hitam yang melakukan perjalanan ke India untuk mempelajari protes damai dan menjabat sebagai Dr. Kepala strategi Martin Luther King, meninggal dunia pada usia 95 tahun.

Lawson, seorang pendeta Metodis, mempelajari prinsip-prinsip kerusuhan sipil Mahatma Gandhi dan mengajarkannya kepada pengunjuk rasa anti-segregasi di Amerika Serikat.

Melalui lokakaryanya, ia telah memberikan instruksi kepada banyak aktivis tentang bagaimana dengan tenang menghadapi serangan brutal dan ancaman dari polisi dan masyarakat kulit putih yang marah untuk mengungkap keburukan rasisme.

Dalam pidatonya sehari sebelum King dibunuh, dia berulang kali memuji gayanya sebagai salah satu perjuangan kulit hitam Amerika yang terhebat.

King, yang bertemu Lawson ketika mereka berdua berusia 28 tahun, juga menyebut rekannya sebagai ahli teori dan strategi perdamaian terkemuka dunia.

Lawson meninggal Senin (10/6/2024) di Los Angeles, kata keluarganya.

Putra dan cucu seorang pelayan, Lawson lahir di Uniontown, Pennsylvania pada tahun 1928.

Lawson mengatakan dia terinspirasi untuk mempelajari kekerasan ketika dia berusia delapan tahun setelah dia memukul seorang anak laki-laki dengan apa yang disebutnya sebagai penghinaan rasis.

Dia bersumpah tidak akan pernah menggunakan kekerasan lagi untuk menyelesaikan perselisihan.

Keyakinannya yang anti-kekerasan diuji sejak awal ketika ia menolak mendaftar di Angkatan Darat AS untuk bertugas dalam Perang Korea sebagai seorang mahasiswa.

Lawson menjalani hukuman 13 bulan penjara sebagai pembelot. Setelah menyelesaikan sekolah, ia pergi ke Nagpur di India untuk bekerja sebagai misionaris dan mempelajari taktik perlawanan yang dikembangkan oleh Gandhi.

Setelah tiga tahun di India, dia kembali ke Amerika, di mana dia bertemu King, seorang pendeta Metodis, di Oberlin College di Ohio.

Keyakinannya bahwa komunitas kulit hitam terpecah dalam cara memerangi rasisme dan segregasi institusional muncul.

King meyakinkan Lawson untuk pindah ke Nashville dan mulai belajar di Universitas Vanderbilt, mengajarkan taktik protes tanpa kekerasan.

Beberapa muridnya kemudian memainkan peran penting dalam gerakan hak-hak sipil, seperti calon anggota kongres John Lewis dan calon walikota Washington, DC, Marion Barry.

Dia adalah pendiri Komite Koordinasi Non-Kekerasan Mahasiswa (SNCC), yang memainkan peran utama dalam protes kesetaraan ras pada tahun 1960an.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *