JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membantu pengendalian banjir di berbagai wilayah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang dengan membangun Bendungan Sibit Paket III yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kementerian PUPR membangun 2 bendungan yaitu. Bendungan Cibeet dan Bendungan Cjurey melalui Direktorat Sumber Daya Air dan besarnya tampungan air kedua bendungan ini diperkirakan akan memudahkan pengurangan banjir di hilir Sungai Citarum sebesar 66%.
Menteri Basuki Hadimuldjono seperti dikutip dalam laman Kementerian PUPR mengatakan pembangunan bendungan Sibit dan Sijure dimulai pada September 2023.
“Kedua bendungan ini dibangun untuk mengendalikan banjir di hilir Sungai Citaram, seperti di Muara Gembong, Bekasi, dan Karawang. “Kami berharap masyarakat dapat mendukung pembangunan kedua bendungan ini, yang akan disusul dengan pembangunan beberapa bendungan di hilirnya,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki juga menjelaskan, berdasarkan kontrak yang berlaku saat ini, pembangunan Bendungan Sibit dan Bendungan Sijure masing-masing akan dilakukan dalam tiga paket berbeda dan biaya pembangunan kedua bendungan tersebut akan menggunakan sistem kontrak tahun jamak.
Direktur Utama perseroan Ermi Pusp Unita mengatakan, pembangunan Bendungan Sibit Paket III diselesaikan melalui perusahaan patungan dengan PT Bumi Karsa, PT Bankit Berkah Perkasa, PT Kariya Pembangunan Rezki (KSO).
Nantinya Bendungan Sibit dapat digunakan untuk irigasi pertanian di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang serta pembangkit listrik berkapasitas 0,25 megawatt di lahan seluas 1.037 hektare, ujarnya.
Sekadar informasi, Wasquita telah mendapat harga kontrak sebesar Rp1,5 triliun untuk paket pekerjaan konstruksi Sibit Dampakka III. “Pembangunan yang dibiayai dana APBN ini diharapkan dapat menyediakan air baku sebesar 3,77 m3/detik ke berbagai kabupaten dan kawasan industri selain mengurangi banjir di hilir Sungai Citaram yang berkapasitas 300,33 m3/detik,” tambah Ermy.
Pembangunan Bendungan Sibit memakan waktu 1860 hari, dimulai pada September 2023 dan dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2028. Sedangkan pekerjaan Waskita meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan jalan, tanggul induk, pembangunan saluran pelimpah, pembangkit listrik tenaga air, dan ketenagalistrikan. Pekerjaan konstruksi, penerapan sistem manajemen konstruksi (SMKK), pekerjaan zona banjir dan pekerjaan relokasi.
Untuk kelancaran proyek, tim proyek Wasketa mengembangkan digitalisasi, termasuk penerapan BIM (Building Information Modelling) pada Proyek Bendungan Sibit Paket III.
“BIM mampu membuat pekerjaan menjadi sangat efisien sehingga pekerjaan proyek dapat diselesaikan lebih cepat, hemat dan tentunya sukses.” Selain itu, Waskita mendukung pekerja lokal di setiap proyek. “Hal ini menunjukkan adanya kerjasama yang baik antara tim proyek dengan masyarakat sekitar,” kata Ermy.
Selain BIM, Waskita juga selalu menggalakkan pembangunan green building di setiap proyek yang dikerjakan, antara lain Bendungan Benar Paket II yang sedang dilaksanakan, Bendungan Jalantah, Bendungan Tiga Dihaji, Bendungan Rukoh Paket II, Bendungan Jaragung Paket I, Bendungan Mbe, Bendungan Karangnongko, dan Bendungan Temef.
“Penerapan bangunan hijau merupakan salah satu upaya perusahaan dalam meningkatkan dan melindungi keanekaragaman ekosistem, meningkatkan kualitas udara, mengurangi limbah, dan menjaga sumber daya alam,” ujarnya.