Sosok Gibran Bocah Asal Bojonggede yang Viral Nangis Minta Makan Dikenal Cerdas

BOGOR – Sosok Jibran, bocah enam tahun, warga Bojonggede, Kabupaten Bogor, viral seiring video dirinya menangis minta makanan viral di media sosial. Apalagi Gibran sendiri dikenal sebagai anak pintar yang gemar belajar mengaji.

“Anak ini (Gibran) sudah bersama saya sejak umur lima tahun. Mengaji seperti biasa, salat, nyanyi, nyanyi, Gibran pintar,” kata Guru Alquran Gibran, Prabu Hermawan, kepada wartawan, Selasa ( 5.7./2019). 2024).

“Aku didik anak manis ini, teriakku,” lanjutnya.

Prabu tak menyangka video Gibran tiba-tiba viral di media sosial belakangan ini. Sebab, Jibran diasuh tetangganya selama setahun saat ditinggal ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan.

Di sana-sini dia dipercaya oleh tetangga, dan sejak pekerjaan Pak Hamzah (ayah Gibran) yang dekat dengannya selesai, dia menemukan seseorang yang jauh di Bintar harus pulang seminggu sekali, kata Prabu. .

Meski bekerja jauh, para ayah tetap bertanggung jawab terhadap anak-anaknya dengan menyediakan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Namun diduga ada masalah internal di keluarganya.

“Kami tidak bisa menyalahkan suami karena mereka tetap bertanggung jawab,” tutupnya.

Sebelumnya, video seorang anak berusia enam tahun bernama Gibran yang tinggal di Kecamatan Boyonggede, Kabupaten Bogor, viral di media sosial. Gibran terdengar menangis minta makanan.

Video tersebut diunggah akun Instagram @kecamatanbojonggede. Di awal video, Gibran terlihat duduk dan menangis histeris di depan rumahnya.

“Aku lapar, aku lapar,” kata Gibran sambil menangis, seperti dikutip Selasa (5/7/2024).

Bukannya mengambil makanan tersebut, seorang wanita yang diduga ibu Gibran malah memarahinya dari dalam rumah.

Makan disana saja, aku tidak punya uang untuk makan sendiri,” teriak wanita itu.

Gibran tampak terus menangis saat mencari makan. Hingga akhirnya sesosok perempuan keluar dari rumah dan langsung menyemprot Djibran dengan air mineral kemasan.

Dari video tersebut, mukim dan perangkat desa mendatangi rumah Gibran. Memang keluarga Gibran kurang beruntung karena ayahnya adalah seorang kuli bangunan dan penghasilannya tidak stabil.

Kedepannya, mukim meminta pihak desa untuk mengawasi keluarga Hamzah. Juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Bogor untuk memberikan asesmen dan pendampingan serta akses kepada penerima manfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *