Tips Pilih Hewan Kurban dari Pakar UGM

JAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan tidak hati-hati dalam memilih hewan kurban, khususnya sapi. Syarat utama dalam memilih sapi kurban yang harus diperhatikan adalah sehat dan bebas cacat.

Dosen Departemen Peternakan UGM, Panjono mengatakan, sapi yang sehat dapat dilihat dari penampilan dan perilakunya. Penampilan fisik sapi kurban yang sehat antara lain hidung segar, bersih, tidak berbusa, tidak berbau dan terlihat luka, bekas tulangnya seperti tempurung kelapa (mbathok dalam bahasa jawa).

Matanya bersih mengkilat, tidak merah (belekan dalam bahasa jawa), tidak ada kotoran (blobok dalam bahasa jawa), dinding dan anusnya juga bersih, tidak ada tanda-tanda tinja encer.

“Kalau sapi diare, itu jelas tanda sakit,” tegas Panjono, Kamis (16/05/2024).

Sedangkan dari segi perilaku, sapi yang sehat akan terlihat energik dan tidak mengenal lelah. Selain itu, ia mempunyai nafsu makan yang baik dan menunjukkan aktivitas ruminatif (atau nggayemi dalam bahasa Jawa).

Panjono juga mengingatkan masyarakat atau panitia pemotongan untuk merawat sapi potong yang sudah dibeli sejak lama. Mereka bisa menaruhnya pada peternak sapi setelah membelinya dari pasar atau menyembelih hewan.

“Hal ini memungkinkan kondisi tubuh sapi memburuk terlebih dahulu setelah dibeli dan disimpan atau bahkan sampai sakit,” jelasnya.

Meski kini sudah berkurang hingga batas tertentu, tambah Panjono, masyarakat harus tetap waspada terhadap munculnya penyakit mulut dan kuku (PMK) dan penyakit kulit bersisik (LSD).

“Keduanya merupakan dua jenis penyakit yang masih mewabah,” kenang Panjono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *