Legenda Prabu Jayabaya, Begini Kisah Gunung Kelud dan Gunung Wilis

JAKARTA. Gunung Vilis terletak di Kediri, wilayah Nganjuk. Gunung ini bukan sembarang gunung. Di sinilah para dukun atau peneliti paranormal mencari ilmu metafisik dan memperkuat mental spiritualnya.

Bagi para dukun, Gunung Vilis ibarat “kawah candramiduk”. Mereka mencari keberuntungan, ilmu, peninggalan, bisikan gaib, atau apapun yang berhubungan dengan hal gaib.

Tampaknya aneh bagi orang awam, mengapa harus pergi ke Gunung Willis untuk berburu ilmu metafisika? Ternyata ada kepercayaan penting terkait gunung dan metafisika. Demikian kutipan Sajen dan Ritual Jawa karya Vahyana Giri MS.

Gunung Vilis erat kaitannya dengan legenda Raja Jayabaya dari Kediri. Prabu Jayabaya adalah seorang raja sakti yang mempunyai kemampuan luar biasa dalam dunia tenung.

Istilah Jayabaya merupakan kumpulan ramalan Raja Jayabaya yang masih dikenal hingga saat ini. Bahkan, prediksi tersebut kerap dikaitkan dengan peristiwa politik di negeri ini.

Istilah Jayabaya bukan sekedar ramalan kehidupan pada masanya, istilah Jayabaya merupakan ramalan masa depan mengenai kehidupan masyarakat di Pulau Jawa. Oleh karena itu Prabu Jayabaya sangatlah sakti, bahkan sampai akhir hayatnya karena kesaktiannya yang luar biasa, Prabu yang memerintah keraton Kediri bersifat muksa yaitu naiknya jiwa dan raganya ke alam nirwana tanpa meninggalkan jejak.

Pada masa pemerintahan Jayabaya, jabatan gubernur Keraton Kediri dipegang oleh dua orang bersaudara yang berbeda kepribadian. Nama sulungnya adalah Ki Butaloko dan adiknya bernama Ki ngulwulung.

Sang kakak memiliki kepribadian yang tenang, sedangkan sang adik sangat pemarah. Sebagai Patih Keraton Kediri, keduanya sangat setia kepada Prabhu Jayabaya. Padahal kalau Prabu Jayabaya adalah muksha, maka keduanya adalah muksha.

Hanya saja baik Ki Butaloko maupun Ki nggulvulung tidak tinggal di Nirwana. Ki Butaloko diangkat menjadi penjaga Gunung Wilis dan Ki Ngulwulung diangkat menjadi penjaga Gunung Kelud.

Karakter kedua gubernur ini sangat menentukan karakter kedua gunung tersebut. Gunung Kelud menunggu Ki ngulwulung sering meletus, sedangkan Gunung Wilis menunggu Ki Butaloko cenderung diam selamanya.

Menurut kepercayaan, Gunung Kelud bisa saja menghancurkan seluruh Pulau Jawa, namun ketika ia membalasnya, ia selalu diperingatkan oleh saudaranya. Itu sebabnya Gunung Kelud masih sepi, tenteram, meski terkadang sedikit bergairah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *