Nasib Presiden Raisi Belum Diketahui, Siapa yang Menggantikan Memimpin Iran?

DOHA – Nasib Presiden Iran Ebrahim Raisi belum diketahui setelah pesawat yang ditumpanginya bersama Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdolahian dan pejabat Iran lainnya jatuh di kawasan pegunungan pada Minggu (19/05/2024).

Pesawat Raisi jatuh dalam perjalanan kembali ke Teheran dari kunjungan resmi ke perbatasan Azerbaijan di mana ia dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev meluncurkan proyek bendungan bersama, yang merupakan tanda terbaru peningkatan hubungan kedua negara.

Kecelakaan terjadi akibat cuaca buruk yang turut menyulitkan pencarian dan penyelamatan korban. Para pejabat Iran mengatakan nyawa Raisi dan Menteri Luar Negeri Amirabdolahian “dalam bahaya setelah kecelakaan pesawat itu.”

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki otoritas akhir atas kebijakan luar negeri dan program nuklir Iran, mengatakan tidak akan ada gangguan terhadap urusan negara setelah kecelakaan Raisi.

Menurut Al Jazeera, jika presiden Iran hilang atau meninggal dunia, tugasnya akan diambil alih oleh wakil presiden pertama. Posisi tersebut saat ini dipegang oleh Mohammad Mokhber (69), yang akan menggantikan Raisi tanpa kehadirannya.

Namun hal ini memerlukan persetujuan Panglima Tertinggi setelah dipastikan bahwa Panglima saat ini telah meninggal atau tidak mampu menjalankan tugasnya.

Pemilihan kemudian harus dijadwalkan dalam waktu maksimal 50 hari. Pemilihan presiden harus diadakan di Iran pada tahun 2025.

Marwan Bishara, analis politik senior Al Jazeera, mengatakan bahwa sistem politik Iran tidak akan terkejut dengan ketidakhadiran Raisi, mengingat reputasi pemerintah yang kuat dan sistem operasional checks and balances.

Setelah kabar hilangnya pesawat Presiden Raisi terkonfirmasi, seluruh warga Iran memanjatkan doa untuk keselamatannya dan keselamatan orang-orang yang bersamanya di dalam pesawat.

Negara-negara tetangga menyatakan keprihatinannya dan menawarkan bantuan dalam upaya penyelamatan apa pun.

Presiden Rusia Vladimir Putin, sekutu dekat Iran, memerintahkan peluncuran dua jet canggih, helikopter, dan 50 penyelamat di ketinggian untuk membantu pencarian. Sementara itu, Turki menyatakan telah mengerahkan drone, helikopter, kendaraan, dan tim penyelamat atas permintaan pihak berwenang Iran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *