JAKARTA – Video seorang pria di media sosial memperlihatkan sebuah mobil bersandar di tengah jalan. Kejadian ini terjadi karena mobil tersebut diduga mengalami ban kempes.
Terlihat dalam unggahan akun Instagram @cetul_22, terlihat sebuah mobil SUV Honda HR-V berwarna putih terlihat terbalik. Peristiwa itu terjadi di Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Di pendakian, terlihat penumpang berusaha mengevakuasi pengemudi dan penumpang di dalam mobil yang terbalik. Bahkan, sejumlah warga berusaha memecahkan kaca mobil agar segera mengevakuasi pengendara.
Ban pecah, mobil berputar dan terguling, tulisnya pada caption video yang diposting di akun Instagram @cetul_22.
Melihat kondisi tersebut, penting bagi pengemudi untuk rutin memeriksa kondisi ban mobilnya. Pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan tekanan ban juga harus diperiksa secara rutin.
“Tekanan ban sudah sesuai dengan anjuran pabrikan. Menurut data Jasa Marga, Pekerjaan Umum atau instansi di luar negeri, penyebab utama pecahnya ban adalah panas berlebih yang disebabkan oleh dua hal, yaitu under-inflation dan over-inflation. musuh utama ban,” kata Jusri kepada MNC Portal beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan ada bahaya yang mengintai tekanan ban yang tidak tepat. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk memeriksa tekanan udara secara rutin.
“Tekanan ban yang kurang akan menimbulkan panas berlebih karena tapak ban yang besar bergesekan dengan aspal. Dinding ban juga bisa bergesekan dengan aspal sehingga menyebabkan ban pecah,” ujarnya.
Dalam hal berkendara, tekanan udara yang kurang atau berlebihan juga akan mempengaruhi kenyamanan. Selain itu, hal ini juga akan mempengaruhi karakter berkendara mobil saat melaju dengan kecepatan tinggi.
“Tekanan ban yang berlebihan juga akan membuat mobil terasa tidak stabil. Hal ini juga akan membuat berkendara menjadi tidak nyaman karena getarannya sangat besar. Makanya tekanannya harus disesuaikan,” ujarnya.
