WWF Ke-10 di Bali, Indonesia Angkat Pendekatan Budaya Lokal Tata Kelola Air

JAKARTA – Indonesia akan melakukan hal yang benar dengan menonjolkan pendekatan budaya lokal dalam pengelolaan air pada World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.

Sekretaris Sekretariat Kementerian Negara (Kemensetneg), Setya Utama, mengatakan Indonesia tidak hanya ingin menunjukkan kesediaannya sebagai negara tuan rumah, tetapi juga kehebatan budayanya terkait alam dan air.

“Indonesia tentu ingin menunjukkan keberhasilan perhotelan dengan menjadi tuan rumah World Water Forum ke-10. Indonesia juga ingin menunjukkan kehebatan budaya Indonesia yang menyampaikan pesan kepada dunia, khususnya budaya yang berhubungan dengan alam dan air,” kata Setya di keterangan yang diterima, Senin (13/5/2024).

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Teknologi, Perindustrian dan Lingkungan Hidup, Andra S. Staf ahli Atmawijaja mengatakan Indonesia akan menyoroti pendekatan budaya lokal dalam pengelolaan air pada WWF ke-10 di Bali.

“Keberhasilan Indonesia dalam mendorong tata kelola air dari perspektif budaya lokal dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat global” “Praktik baik yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu memimpin dunia dalam menyelesaikan krisis air,” ujarnya.

Pengelolaan air yang diterapkan melalui praktik kearifan lokal di banyak wilayah Indonesia, tambahnya, memberikan optimisme bahwa keputusan nyata akan diambil oleh para pemimpin dunia pada WWF ke-10.

“Ini semua adalah contoh baik yang dapat disaksikan langsung oleh para pemimpin dan perwakilan dunia,” kata Andra.

Selain itu, sebagai negara tuan rumah WWF ke-10, Indonesia mempunyai peluang untuk membuat perbedaan dengan mendorong pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Selain itu, kerja sama global juga sangat penting untuk memperkuat kemauan politik mengatasi permasalahan air.

Andra kemudian menggarisbawahi bahwa Indonesia siap berperan aktif dalam mengimplementasikan dan memantau kemajuan kesepakatan di forum tersebut.

“Indonesia akan memaparkan inisiatif dan inovasi yang dicapai di bidang pengelolaan air. “Hal ini mencakup penerapan teknologi efisiensi air di berbagai sektor seperti pertanian, pertambangan, industri, dan pengelolaan wilayah sungai, serta strategi adaptasi dan mitigasi bencana hidrometeorologi,” kata Andra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *